Gunung Inierie Puncak Tertinggi di Flores
Gunung Inierie adalah gunung stratovolcano yang terletak di bagian selatan dari Pusat Kota Bajawa Pulau Flores, tepatnya di Kecamatan Aimere, Kabupaten Ngada, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Indonesia. Gunung Inierie merupakan gunung berapi terbesar di Pulau Flores, puncak gunung ini merupakan titik tertinggi di Pulau Flores.
Tinggi Gunung Inierie mencapai 2.245 mdpl. Untuk mencapai puncak gunungnya yag berbentuk kerucut itu, diperlukan waktu sekitar 3 hingga 4 jam tergantung dari kondisi setiap pendakinya.
Gunung unik ini diberi nama Inerie yang dalam bahasa Lokal Ine adalah Ibu Rie yang artinya cantik. Inerie adalah salah satu puncak terpopuler di Flores dan kerap menjadi tujuan wisata warga lokal maupun orang asing.
Masih banyak hal mengenai Gunung Inerie selain ketinggian maupun lokasinya. Berikut enam fakta menarik Gunung Inierie yang dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber pada Senin, 15 Januari 2024.
Mengutip dari laman Gunung Bagging, bentuk piramida Gunung Inerie yang terkenal indahnya itu bisa terlihat jelas hingga bermil-mil jauhnya. Gunung ini belum meletus selama berabad-abad namun memiliki kawah yang sangat mengesankan.
Kelihatannya kawah tersebut sangat curam dan memang terdapat cukup banyak lapisan vulkanik yang harus dilintasi, namun jika mendaki dengan rute konvensional, hal ini cukup mudah, meskipun sarung tangan adalah ide yang sangat bagus karena jika terpeleset dapat mengakibatkan tangan Anda tergores.
Untuk menuju puncak Gunung Inierie biasanya dimulai di desa Watumeze (1.100 mdpl) yang hanya berjarak 15 hingga 20 menit dengan mobil dari kota terdekat Bajawa. Ada baiknya memulai pendakian ini pagi-pagi sekali, setidaknyaberangkat dari Bajawa pukul 5 pagi dan memulai pendakian sekitar pukul 5.30 hingga 6 pagi.
Hal ini untuk menghindari cuaca terlalu terik karena tidak ada tempat berteduh saat pendakian. Cuaca cerah bagus namun akan terasa sangat panas saat Anda mendaki lereng timur.
Gunung Inierie adalah salah satu dari sedikit gunung di Flores di mana Anda mungkin akan bertemu dengan pendaki lain, selain Kelimutu tentunya. Jalur ini melewati beberapa rumah bambu sebelum mendaki ke lereng bukit yang tampak berumput namun ditutupi bebatuan kecil sehingga membuat perjalanan menjadi sedikit sulit.
Pendakiannya terbilang cukup menantang meski ketinggiannya masih kurang dari 3.000 mdpl. Setelah melewati rerumputan terus naik ke lereng gunung, semakin terasa kasar jalan maka Anda telah menanjak semakin tinggi.
Terdapat beberapa jurang yang dalam di kedua sisi jalan setapak di lereng gunungnya, namun pencarian rute sangatlah mudah dan pendakiannya tidak berbahaya setidaknya dalam perjalanan ke atas. Dalam waktu sekitar 2 hingga 3 jam Anda seharusnya sudah mencapai tepi kawah (2.115 mdpl) untuk menikmati pemandangan yang luas.
Untuk mencapai puncak, Anda dapat mengikuti tepi kawah ke arah mana pun sehingga Anda sebaiknya melakukan putaran untuk melihat kawah secara penuh 360 derajat. Dalam 20 hingga 30 menit Anda seharusnya sudah mencapai titik tertinggi, ditandai dengan tiga salib logam.
Dalam perjalanan kembali, berhati-hatilah untuk menemukan rute yang sama dengan yang Anda lalui karena jurang yang dalam. itu berarti Anda menuju ke jalan yang salah sehingga memerlukan pendakian kembali yang lama untuk bergabung dengan jalur yang benar.
Jalur pada titik ini tidak begitu jelas sehingga cukup mudah untuk membuat kesalahan ini dalam cuaca buruk. Umumnya jalur turunnya lambat, ingatlah untuk mengikuti jalur di ketinggian 1.810 mdpl dan berhati-hatilah agar tidak menjatuhkan batu yang lebih besar ke arah rekan pendaki Anda. Tongkat jalan akan sangat berguna untuk turun.
Di sebelah utara Bajawa terdapat danau kawah yang sangat bagus dan layak untuk dikunjungi. Dikenal sebagai Kawah Wawomudha, gunung ini merupakan bagian dari kompleks gunung berapi Inielika yang meletus pada tahun 2001 namun sejak saat itu relatif tenang.
Berjalan kaki ke titik pengamatan (1.570 mdpl) di atas kawah. Untuk menuju danau, membutuhkan waktu sekitar satu jam dari desa Ngora Nale (1.373 mdpl).
Terdapat Kampung Bena, Bajawa terletak di puncak bukit Gunung Irienie. Mengutip dari laman Indonesia Kaya, tempat ini merupakan sebuah desa terpencil di Nusa Tenggara Timur dengan masyarakat yang mempercayai dan memuja gunung sebagai tempat tinggal para dewa.
Perkampungan megalitikum yang terletak di Kabupaten Ngada, Flores, NTT ini dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan sewa dari Bajawa dengan jarak tempuh sekitar 19 km ke arah selatan Bajawa. Dari Labuan Bajo, Bajawa dapat ditempuh sekitar 7-8 jam melalui perjalanan darat.
Keberadaannya di bawah gunung jadi ciri khas masyarakat lama yang mempercayai dan memuja gunung sebagai tempatnya para dewa. Masyarakat Bena meyakini keberadaan Dewa Yeta yang bersinggasana di Gunung Inerie akan melindungi kampung mereka.
Suber/Edit@liputan6.com