Pegunungan Tengah Papua Sebagai Magnet Wisata Pendakian Gunung Kelas Dunia.
Danau Habemadengan latar belakang puncak Trikora |
Formasi Pegunungan Tengah ini termasuk dalam tipe ekosistem hutan montana sampai Alpin, dimana zona alpin ini sendiri jarang ditemui di pegunungan-pegunungan lain yang ada di wilayah Indonesia lainnya. Sebagian kawasan Pegunungan Tengah masuk ke dalam kawasan Taman Nasional Lorentz, yang merupakan kawasan konservasi alam terbesar di Asia Pasifik, yang meliputi area seluas 2,5 juta hektar dan telah ditetapkan sebagai Word Heritage oleh UNESCO pada tahun1998
Kawasan pegunungan ini memiliki ratusan puncak gunung, dengan ketingian antara 2500 4884 mdpl, yang membentuk gugusan pegunungan yang sangat indah dan eksotis. Puncak puncak tertingginya adalah Carstenz Pyramide (4.884 m), di bagian tengah dan timur cordillera berdiri Puncak Trikora (semula puncak Wilhelmina; 4.751 m) dan puncak Mandala (semula puncak Juliana; 4.760 m). Diantara jajaran puncak tersebut, terdapat beberapa Gletser kecil yang mengalir namun kondisinya sekarang sudah mencair dan mulai menghilang, salah satu penyebabnya adalah perubahan iklim. Batas vegetasi mulai mengalami kenaikan hingga ketinggian 4.000 Mdpl
Selama lebih dari setengah abad dari tahun pertama keberhasilan ekspedisi puncak tertinggi Carstenz Pyramid 4.884 mdpl oleh penjelajah asal Austria Heinrich Josef Harrer pada tahun 1962, kawasan ini sulit sekali dijangkau, kecuali oleh sejumlah kecil peneliti internasional (Hope dkk. 1976), para penjelajah luar negeri dan sebagian dari militer Indonesia ketika penjelajahan pertamanya pada tahun 1964. Seiring dengan perjalanan waktu, bagian yang masih kosong pada bola dunia ini kemudian terisi oleh petualang-petualang dan penjelajah alam yang berani datang ke Papua dengan kondisi alamnya yang masih misteri
Kawasan ini semakin populer semenjak salah satu puncak tertingginya masuk kejajaran Word 7 summit yakni Carstenz Pyramid, pada akhir tahun 1980 an, semenjak dari situ banyak pendaki mancanegara yang berbondong-bondong masuk kewilayah pegunungan tengah untuk melakukan wisata petualangan. tidak hanya puncak Carstenz Pyramid saja puncak lainnyapun seperti Puncak Soekarno-Soemantri, Carstenz Timur, Trikora, Idenberg dan puncakan lainnya yang ada di pegunungan tengah koridor Pegunungan Sudirman ini juga banyak di kunjungi oleh para wisatawan pendaki khususnya mancanegara.
arstenz Pyramid dinobatkan sebagai gunung dengan biaya termahal ke tiga setalah puncak Everest di Himalaya dan Vinson masif di Antartika, rata-rata wisatawan Pendaki harus mengeluarkan biaaya 9.000-12.000 USD untuk melakukan pendakian kesana baik lewat jalur Trekking maupun menggunakan Helicopter. Selain dikarenakan oleh tingkat kesulitan yang masuk kategori gunung Tecnikal dan masuk kategori exspedisi, kondisi minimnya aksessibilitas dan kondisi keamanan yang tidak menentu menjadikan biaya yang dikeluarkan menjadi sangat besar. Meskipun kondisi tersebut memberatkan, namun tidak menyurutkan niat banyak wisatawan pendaki untuk datang menjajal dan menikmati keindahan kawasan pegunungan tengah ini secara langsung
Keunikan yang menjadi ciri khas pegunungan ini adalah terletak di wilayah tropis, dimana kawasan ini memiliki curah hujan dan kelembaban yang tinggi, di melewati batas ketinggian 4.000 sering terjadi hujan es dan salju, dan di beberapa titik kita masih bisa melihat adanya gletser dengan tutupan es yang semakin menipis. Selain pendakian gunung, kawasan Pengunungan Tengah juga menawarkan banyak aktivitas wisata petualangan lain diantaranya: penelusuran goa, arung jeram, sepeda gunung, paralayang, bird waching, off road dan aktivitas wisata pegunungan lainnya yang bisa kita nikmati, diluar wisata budaya yang terkenal akan atraksi dan nilai-nilai kearipan lokalnya
Beberapa operator penyedia jasa wisata dari dalam dan luar negeri banyak yang menjual Trip perjalanan ke pegunungan tengah ini, dengan pilihan paket yang beragam yang mana ada salah satu diantaranya menambahkan paket eksplore perkampungan suku-suku yang ada di pegunungan Sudirman dan Jayawijaya. Beberapa destinasi populer di kawasan ini diantaranya Lembah Baliem, puncak Carstenz Pyramid, puncak Soekarno-soemantri, puncak trikora, dan danau habema. Hampir sepanjang tahun pegunungan ini bisa dikunjungi tidak seperti pegunungan besar dunia lainnya seperti Himalaya dan Karakoram, dimana para wisatawan pendaki banyak berkunjung pada musim panas antara bulan Juni-Agustus. Kondisi ini tentunya menjadi peluang yang cukup baik untuk pengembangan wisata petualangan, terutama pendakian gunung yang bertarap internasional
Pasca covid 19 sampai saat ini sebagian kawasan ini terutama puncak Carstenz Pyramid masih tertutup untuk kunjungan wisatawan pendaki, meskipun kenyataannya wabah tersebut sudah lama mereda. pihak Taman Nasional Lorentz sebagai pengelola melakukan penutupan tentunya ada pertimbangan lain terkait adanya konflik keamanan yang terjadi di sekitar kawasan seperti di wilayah kab. Puncak, Jayawijaya, Puncak Jaya , Nduga dan Intan jaya. meskipun perjalanan via udara relatif aman, karena tidak melintas langsung kawasan rawan konflik tersebut namun pihak keamanan Negara dalam hal ini kepolisian belum bisa memberikan rekomendasi bagi operator helikopter untuk terbang membawa wisatawan terutama ke puncak Carstenz Pyramid . kondisi ini tentunya sangat berdampak bagi para operator dan masyarakat yang terlibat dalam aktifitas wisata Pendakian, banyak operator yang mulai gulung tikar ada juga beberapa operator yang harus mengganti rugi kepada wisatawan karena penundaan yang terus menerus, selain itu ditambah ada rumor dari beberapa wisatawan pendaki mancanegara yang akan mengganti keberadaan Carstenz Piramid sebagai word 7 summit dan mengalihkannya ke salah satu puncak tertinggi pegunungan tengah yang yang berada di koridor Papua New Gunea. Melihat kondisi tersebut tentunya berpengaruh negatif terhadap perkembangan pariwisata di wilayah pegunungan tengah yang merupakan wilayah terbesar di pulau papua, kurangnya upaya dari pemerintah daerah maupun pusat terutama dalam menindaklanjuti kondisi keamanan yang sampai saat ini belum berangsur pulih dan kondusif. Karena tidak bisa dipungkiri jika hal ini terus berlanjut akan banyak pihak yang dirugikan termasuk pihak pemerintah, mulai dari berkurangnya kepercayaan pihak luar yang berujung dikeluarkannya travel warning berkunjung ke indonesia, berkurangnya pemasukan dari pajak , visa, permit pendakian, bisnis transportasi dan akomodasi
Hal tersebut tentunya butuh tindakan nyata dan kerjasama yang baik antara pemerintah, para pelaku wisata dan masyarakat untuk menjadikan kawasan ini sebagai destinasi wisata pegunungan kelas Dunia, semua pihak bisa ambil bagian untuk berperan secara aktif untuk mewujudkannya kawasan wisata pegunungan tengan yang Aman dan berkelanjutan
-@Ruslan Budiarto-
Daftar Pustaka:
Iskandar, D. T. (2000). Turtles and crocodiles of insular southeast Asia and New Guinea. Department of Biology, Institute of Technology, Bandung
Hope, G., & Golson, J. (1995). Late Quaternary change in the mountains of New Guinea. Antiquity, 69(265), 818-830
Kartikasari, S. N., Marshal, A. J., & Beehler, B. M. (2012). Ekologi Papua (Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia dan Conservation International).
Muller, K. (2009). Dataran Tinggi Papua. LPMAK
TamanNasional Lorentz. (2019). Napak Tilas Eksspedisi Wollaston 1914, Timika, Indonesia
Tags :
Asosiasi Pemandu Gunung Indonesia
DPP APGI
www.apgi.or.id
- Asosiasi Pemandu Gunung Indonesia
- Jakarta - Indonesia
- mountainguide.indonesia@gmail.com
- 081513703954
Posting Komentar